Kamis, 10 Februari 2011

Puisiku

Kupersembahkan puisi ini.
Yang kurangkum.
Dari nafas kehidupanku.
Dari denyut emosi.
Dari langkah pemikiran.
Kurangkai kata.
Dari bait-bait keterpurukan.
Dari syair-syair kebahagiaan.
Bergerak bagai ombak.
Kadang tenang.
Kadang menghantam.
Kucurahkan.
Nada- nada pilu.
Senandung rindu.
Nyanyian kecewa.
Dan gita penuh luka.
Kutitipkan makna tulisan ini.
Untuk menjadi renungan abadi.
Bahwa aku pernah ada.
Menemanimu.
Dan...
Sampaikan padanya.
Melalui angin yang berhembus.
Atau bianglala.
Atau mega-mega.
Bahwa aku tak pernah berhenti mencintainya.
Bahkan aku akan menunggunya.
Hingga berakhirnya nafas kehidupanku.


Jakarta 10/2/2011:
jam 01:47

Tidak ada komentar:

Posting Komentar